##########http://android888.blogspot.com#######

Dugaan piramida yang tertimbun di Gunung Sadahurip

Written By komentar on Tuesday, March 6, 2012 | 2:40 PM


Dugaan piramida yang tertimbun di Gunung Sadahurip, Kabupaten Garut, menunjukkan bahwa peradaban yang mendiami Indonesia di masa lalu sudah sangat maju. Ini bukan hal mengherankan. Pasalnya, Indonesia telah lama memiliki piramida yang diakui dunia.

Piramida tersebut adalah Borobudur. Candi yang dibangun pada abad ke-9 di kawasan Magelang, Jawa Timur, tersebut dibangun bertingkat sebagai punden berundak. Peradaban kuno yang ada di seluruh dunia membangun piramida dalam berbagai bentuk. Piramida Giza di Mesir dibangun dengan empat sisi yang mulus. Sementara itu, piramida Mesir lainnya, Djoser, memiliki struktur berjenjang.

“Piramida adalah bangunan yang semakin kecil mendekati puncak,” ujar ahli geologi dari Geotrek Indonesia, Awang Satyana, saat mengisi acara diskusi peradaban dan bencana katastropik purba di Jakarta, Selasa, 7 Februari 2012.

Struktur punden berundak sendiri sama dengan bentuk piramida berjenjang (step pyramid). Borobudur sendiri memiliki tujuh landasan yang tersusun semakin kecil mendekati puncak. “Borobudur juga piramida,” kata dia. Semua candi dan situs punden di Indonesia sendiri dibangun dengan gaya piramida.

Gunung Sadahurip sendiri memenuhi syarat sebagai piramida. Dilihat dari bawah, formasi ini semakin kecil mendekati puncak dengan sisi yang hampir rata. Awang mengatakan, 90 persen bentuk Gunung Sadahurip menyerupai piramida dari berbagai arah. Bahkan, pada satu arah, gunung ini tampak sebagai piramida sempurna.

Data satelit yang dimiliki anggota Tim Katastropik Purba, Danny Hilman Natawidjaja, memperlihatkan alas Gunung Sadahurip berbentuk segilima sehingga struktur tiga dimensinya berupa limas segilima. Penelitian mengenai keberadaan piramida terpendam di balik Gunung Sadahurip sendiri masih belum sampai pada kesimpulan. Menurut rencana, penggalian gunung akan dilakukan lagi Maret mendatang.

Tim Bencana Katastropik Purba yakin bahwa Gunung Sadahurip merupakan peninggalan sebuah piramida kuno di Kabupaten Garut. Data sementara memperlihatkan kemungkinan tersebut masih terbuka meski mendapat tentangan dari ahli lain.

Menurut salah seorang anggota tim itu, Danny Hilman Natawidjaja, bagian dalam Gunung Sadahurip memiliki keganjilan yang sukar dijelaskan sebagai bentukan alami. Peta bawah tanah yang didapatkan melalui metoda geolistrik, misalnya, memperlihatkan puncak gunung dibentuk oleh formasi yang berbeda dibandingkan bagian lainnya.

“Bagaimana Sadahurip terpancung lalu dibangun lagi puncaknya? Kami tidak tahu,” ujar dia saat mengisi diskusi mengenai bencana katastropik purba di Jakarta, Selasa, 7 Februari 2012. “Kemungkinan gunung ini adalah piramida masih ada. Mari berpikiran terbuka.”

Sebelumnya, pengurus Ikatan Ahli Geologi Indonesia, Sujatmiko, menegaskan bahwa Sadahurip adalah gunung yang terbentuk dari proses desakan magma dari perut Bumi. Desakan material leleh dan panas ini keluar perlahan dari tanah kemudian membentuk struktur serupa kerucut sebagaimana yang bisa dilihat pada saat ini.

Gunung Sadahurip sendiri berbentuk seperti limas. Namun, berbeda dibandingkan piramida yang lazim ditemukan di Mesir, Sadahurip berbentuk limas segi lima. Setiap sisi segi lima sendiri diperkirakan berukuran 333 meter.

Ahli geologi dari Geotrek Indonesia, Awang Satyana, agak sependapat dengan Danny. Menurut dia, Gunung Sadahurip tidak memiliki lubang magma di bagian puncak sehingga sulit dipercaya sebagai gunung berapi yang telah lama mati.

Apalagi, tidak jauh dari gunung, terdapat cekungan Baturahong yang tampak seperti dinding batu andesit. Dahulu, kawasan Baturahong penuh oleh batu andesit. Namun, oleh penyebab tertentu, kawasan ini digali sehingga menyisakan sebagian struktur.

“Tak mungkin cekungan ini terbentuk alami, harus ada kegiatan artifisial,” ujar Awang.

Sujatmiko menilai tak ada yang istimewa dengan hilangnya batuan andesit di Baturahong. Menurut dia, proses alami sangat mungkin menyebabkan kawasan ini berubah menjadi dinding terjal dan membentuk cekungan. “Ada tempat lain yang memiliki struktur seperti ini,” kata dia.

Dugaan keberadaan piramida di dalam Gunung Sadahurip menimbulkan pro-kontra di kalangan ahli geologi. Pihak yang kontra dengan dugaan ini menilai gunung terbentuk alami.

Pengurus Ikatan Ahli Geologi Indonesia Sujatmiko mengatakan, Gunung Sadahurip berasal dari magma yang terdesak keluar dari perut bumi. Magma ini berasal dari daerah penunjaman lempeng benua di kedalaman 100 kilometer.

Proses desakan magma umumnya berlangsung selama puluhan tahun. Magma keluar dari satu titik lalu membanjir ke seluruh arah. Lokasi lesakan magma semakin meninggi dari hari ke hari hingga akhirnya mencapai ketinggian Gunung Sadahurip saat ini.

“Sadahurip adalah sebuah kerucut gunung api purba bentukan alam yang masif. Tersusun dari aliran lava, batuan intrusif, dan piroklastik,” kata Sujatmiko di Jakarta, Selasa, 7 Februari 2012.

Formasi Sadahurip sendiri memiliki posisi dalam ilmu vulkanologi. Menyitir pengkategorian gunung api oleh Arhtur Holmes, Gunung Sadahurip masuk ke dalam tipe 4 yaitu cumulo dome. Tipe ini dijelaskan sebagai struktur gunung api yang dibangun oleh aliran lava yang tak menyisakan sisa kubah dan berkembang sendiri dari celah lava.

Teori lesakan magma sendiri memprediksi munculnya pecahan batu di sisi terluar gunung–disebut kekar kolom–lava bongkah, dan kekar kolom. Struktur ini disebut sebagai kekar kolom. Dalam peninjauan langsung ke lapangan, beberapa singkapan batuan terbukti berupa kekar kolom.

Ditinjau dari lokasi kemunculannya, lava pembentuk Gunung Sadahurip berasal dari magma yang merembes dari Gunung Talagabodas. Terbukti bahwa Gunung Sadahurip terletak tepat di lereng Gunung Talagabodas. “Gunung Sadahurip merupakan parasit di barat laut Gunung Talagabodas,” ujar dia.

0 comments:

Post a Comment