##########http://android888.blogspot.com#######

Cara Mengenali 400 Sifat Dari Tulisan Tangan

Written By komentar on Friday, October 12, 2012 | 2:53 PM


Ternyata tulisan tangan seseorang dengan mudah dapat mengungkap karakter pribadi penulisnya. Ada ratusan karakter seseorang yang dapat terlihat hanya dalam beberapa baris tulisan tangannya.
Pakar analisa tulisan tangan, Kusuma Prabandari, mengaku pernah menemukan 400 sifat dasar seseorang dengan menganalisa satu halaman tulisan tangan orang itu. “Dari satu lembar halaman penuh tulisan tangan, bisa terbaca ratusan karakter seseorang,” kata Kusuma ketika ditemui Tempo di Toko Buku Gramedia Mataraman, Jakarta, pada Sabtu 7 Juli 2012.

Banyaknya jumlah karakter yang dapat dibaca pakar analisa –biasa disebut graphologist– tergantung dari semakin banyak tulisan penulis. Karakter yang terbaca oleh Kusuma meliputi sifat orang yang baik dan buruk. Sifat orang seperti pembohong, jahat, ember, pencinta, pencinta seni, pintar dan lemot dapat terlihat di tulisan tangan mereka.

Faber Castel mengadakan demo singkat Handwriting Analysis di Gramedia Matraman, Jakarta Timur selama dua hari, 7-8 Juli 2012. Tempo mendapat kesempatan dibaca tulisannya oleh Kusuma. Hanya dengan tulisan sepanjang dua paragraf saja, atau sekitar enam kalimat, Kusuma sudah berhasil membaca sebanyak 15 karakter Tempo.

Dengan banyaknya karakter seseorang yang dapat terbaca oleh para ahli ilmu ini, hal ini dapat membantu seseorang memecahkan kasus-kasus kriminal. Kusuma mengaku pernah berhasil membantu menangkap empat orang pencuri melalui ilmunya ini. “Tapi untuk membuktikannya di pengadilan cukup sulit. Karena ilmu ini belum menjadi alat bukti sah di Indonesia. Berbeda dengan Australia dan Amerika,” kata Kusuma.
Kusuma menolak analisanya dikatakan sebagai ramalan. Menurutnya ini adalah ilmu yang dapat dipelajari. Ilmu ini dapat menjadi suatu analisis di bidang psikologi seseorang. Graphologi dapat mengungkapkan pola pikir orang, membantu mengetahui kekuatan ego seseorang. Selain itu ilmu yang pertama kali digunakan pada 1875 itu dapat mengetahui cara seseorang memandang dunia dan berhubungan sosial. Ia juga dapat membantu mengetahui cara seseorang dalam mengatasi permasalahan

2:53 PM | 0 comments | Read More

Pesawat Tanpa Awak Wulung Di Uji Coba Di Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma


Pesawat terbang tanpa awak jenis Wulung hasil rekayasa Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi diterbangkan dari Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Kamis (11/10/2012). Hal itu tepat dengan pendaratan pesawat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dari Yogyakarta. Presiden pun bisa menyaksikan hasil rekayasa teknologi itu.

“Perbedaan dengan uji coba sebelumnya, pesawat terbang tanpa awak (PTTA) Wulung ini sudah menggunakan teknologi autonomous, menggantikan sistem kendali jarak jauh (remote control),” kata Akhmad Rifai, Manajer Program Kegiatan Rancang Bangun PTTA dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).

Uji coba di Pangkalan Udara (Lanud) Halim Perdanakusuma berlangsung selama 20 menit, dari pukul 08.40 hingga 09.00. Uji coba disaksikan beberapa pejabat negara, seperti Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro bersama Menteri Riset dan Teknologi Gusti Muhammad Hatta, Kepala Staf TNI Angkatan Udara Marsekal Imam Sufaat, dan Kepala BPPT Marzan Azis Iskandar.
Pesawat dikemudikan melalui stasiun pengontrol (ground control station) dengan mobil minibus. BPPT memulai perekayasaan PTTA, sebelumnya disebut sebagai pesawat udara nirawak (PUNA), pada tahun 2000-2005.

Pada periode itu dihasilkan 10 prototipe dengan tiga model, yaitu Wulung, Pelatuk, dan Gagak. Mesin yang digunakan adalah Limbach buatan Jerman berbahan bakar Pertamax. Dalam uji coba waktu itu, selama satu jam penerbangan dibutuhkan sekitar 9 liter bahan bakar.

Wulung dan Pelatuk dirancang sebagai pesawat tanpa awak yang stabil agar mampu diberi berbagai muatan untuk beberapa tujuan. Misalnya, diberi muatan kamera untuk pemotretan atau perekaman video pada suatu area. ”Bisa juga diberi muatan flare untuk menciptakan hujan buatan,” katanya.
Menurut Rifai, flare berbobot 2 kilogram setara dengan 1 ton garam (natrium klorida) yang ditebar ke awan potensial untuk hujan buatan.

Rifai menambahkan, peredaman kebisingan suara dari pesawat tanpa awak Wulung tidak diprioritaskan. Berbeda dengan Gagak yang ditujukan untuk pesawat pengintai, peredaman suara mutlak dibutuhkan.
Hingga saat ini sudah dikembangkan PTTA jenis lain untuk pengintaian jarak pendek hingga jarak jauh, yaitu jenis Sriti, Alap-alap, dan Gelatik.

Saat mengamati uji coba Wulung, kemarin, Menristek Gusti Muhammad Hatta mengomentari, mesin pesawat tanpa awak Wulung masih terlalu bising. Gusti juga menilai, bahan fiberglass untuk badan pesawat kurang kuat. Adapun Menhan terlihat antusias mengamati jalannya uji coba Wulung.
Posisi koordinat

Rifai menjelaskan, sistem kerja autonomous pada jenis Wulung menggunakan perintah tujuan yang harus dicapai pesawat dengan menetapkan posisi koordinatnya. Setelah dicapai titik tersebut, pesawat bisa diperintahkan ke posisi koordinat lain atau kembali ke landasan. ”Ketika masih menggunakan remote control, pada jarak 5 kilometer, pesawat sudah tidak tampak,” katanya.

Sistem autonomous memungkinkan pemantauan kedudukan pesawat pada ketinggian dan koordinat tertentu. Kemudian, hasil pemotretan dan perekaman video dapat disaksikan seketika (real time) dari stasiun pengendali di darat.

”Manfaatnya penting untuk memantau wilayah perbatasan antarnegara,” ujar Rifai.
Saat diterbangkan dari Lanud Halim Perdanaksuma selama 20 menit, diperkirakan jangkauannya hanya mencapai radius 1.500 meter. ”Jangkauan terjauh yang pernah dicapai dalam uji coba sebelumnya adalah radius 73,4 kilometer,” tuturnya.
Menurut dia, dalam waktu dekat akan dilakukan kerja sama dengan Jepang untuk perekaman wilayah memanfaatkan kamera mutakhir dengan pesawat Wulung. Kamera mutakhir yang akan digunakan senilai Rp 1 miliar.”Penerbangan kemarin sebetulnya penundaan dari yang direncanakan 28 September lalu,” kata Rifai.

Dalam sambutannya, Purnomo Yusgiantoro menyampaikan agar pihak-pihak terkait memanfaatkan teknologi dirgantara ini secara optimal. Peta jalan (road map) pengembangan PTTA untuk militer dan industri agar dibuat dengan jelas.

”Pengembangan pesawat terbang tanpa awak ini memiliki nilai ekonomis tinggi dan mampu mengurangi ketergantungan terhadap negara-negara produsen lain,” kata Yusgiantoro.Sebenarnya PTTA sudah dibutuhkan sejak lama. Misalnya, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), menurut Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho, pernah meminta kepada BPPT agar bisa memanfaatkan salah satu PTTA itu untuk memotret kawasan yang dilanda banjir bandang di Sumatera Barat, November tahun lalu.
Namun, saat itu, PTTA belum siap dioperasionalkan. Pemotretan akhirnya dilakukan dengan pesawat terbang konvensional, yang tentu memakan biaya lebih besar.
2:51 PM | 0 comments | Read More

Ditemukan Bakteri Yang Mampu Membuat Emas 24 Karat


Peneliti dari Michigan State University menemukan cara menciptakan emas di laboratorium. Pencarian emas kini tak lagi harus dilakukan dengan mengeruk tanah dan merusak alam.

Adalah bakteri Cupriavidus metallidurans yang menjadi kunci resep ampuh tersebut. Bakteri ini sanggup mencerna emas cair beracun–disebut emas klorida–dan menjadikannya emas 24 karat. Proses biokimia tersebut dilakukan dalam waktu satu pekan.

“Bakteri alkimia mengubah material tidak berguna menjadi logam mulia,” ujar peneliti mikrobiologi Michigan State University Kazem Kashefi, melalui siaran pers di situs universitas itu.
Dalam laporannya, ia menyebutkan bakteri tersebut bisa membuat emas 25 kali lipat lebih banyak dari perkiraan awal.

Kesuksesan penelitian ini mengingatkan orang pada upaya pencarian benda yang bisa mengubah batu menjadi emas atau dikenal sebagai ilmu alkimia. Bahkan, ilmuwan besar seperti Isaac Newton ikut tergila-gila mencari material sakti ini. Hingga akhir hayatnya, Newton tak kunjung menemukan resep rahasia tersebut.

Dari tangan Kashefi, alat pembuat emas ini berpindah ke tangan pakar seni Michigan State University Adam Brown. Brown menjadikan mesin itu sebagai instalasi seni. Kedua pakar lintas keahlian ini tergabung ke dalam kelompok The Great Work of the Metal Lover.

Perangkat pembuat emas ini ditampilkan pada kompetisi seni maya Prix Ars Electronica di Austria yang berakhir 7 Oktober lalu. Pada pameran, alat ditampilkan sebagai laboratorium portabel terbuat dari perangkat keras bersepuh emas 24 karat, bioreaktor kaca, dan bakteri.

Brown tak sungkan menyebut penelitian ini sebagai bagian dari ilmu alkimia. “Ini adalah neo-alkemi. Perincian proyek ini merupakan persilangan mikrobiologi dan alkimia,” ujar dia.
Keinginan peneliti memperbesar skala produksi alat ini terhadang besarnya biaya yang dibutuhkan untuk membuat alat ini. Namun, menurut Brown, alat yang dipamerkan bertujuan menggugah etika. Hasil penelitian ini membuat ketamakan dan kerusakan lingkungan akibat penambangan emas menjadi sesuatu yang absurd.
2:49 PM | 0 comments | Read More